Sekilas Pandang Teknik Eksplorasi
Sebagai
suatu industri yang padat modal, padat teknologi, dan padat sumberdaya,
serta mengandung resiko yang tinggi, maka industri pertambangan menjadi
hal yang sangat unik dan membutuhkan usaha yang lebih untuk dapat
menghasilkan sesuatu yang positif dan menguntungkan. Banyaknya disiplin
ilmu dan teknologi yang terlibat di dalam industri ini mulai dari
geologi, eksplorasi, pertambangan, metalurgi, mekanik dan elektrik,
lingkungan, ekonomi, hukum, manajemen, keuangan, sosial budaya, dan
komunikasi, sehingga menjadikan industri ini cukup kompleks.
Karena
yang menjadi dasar dalam perencanaan aktivitas pada industri
pertambangan adalah tingkat kepastian dari penyebaran endapan, geometri
badan bijih (endapan), jumlah cadangan, serta kualitas, maka peranan
ilmu eksplorasi menjadi hal yang sangat penting sebagai awal dari
seluruh rangkaian perkerjaan dalam industri pertambangan.
Agar
kegiatan eksplorasi dapat terencana, terprogram, dan efisien, maka
dibutuhkan pengelolaan kegiatan eksplorasi yang baik dan terstruktur.
Untuk itu dibutuhkan pemahaman konsep eksplorasi yang tepat dan terarah
oleh para pelaku kegiatan eksplorasi, khususnya yang meliputi disiplin
ilmu geologi dan eksplorasi tambang.
Kalau
kegiatan eksplorasi menjanjikan adanya suatu harapan bagi pelaku bisnis
pertambangan, barulah kegiatan industri pertambangan dapat
dilaksanakan. Kegiatan eksplorasi dilakukan karena ada tujuan (goal) yang diharapkan oleh badan/pihak perencana eksplorasi tersebut.
Sebagai contoh :
q Pada
badan pemerintah, dengan tujuan pengembangan wilayah (daerah), maka
kegiatan eksplorasi diarahkan untuk pendataan potensi sumberdaya bahan
galian, sehingga kegiatan eksplorasi tersebut lebih bersifat
inventarisasi sumberdaya mineral.
q Pada
perusahaan eksplorasi, dengan tujuan pengembangan potensi mineral
tertentu, maka kegiatan eksplorasi diarahkan untuk dapat mengumpulkan
data endapan tersebut selengkap-lengkapnya, sehingga data endapan yang
dihasilkan mempunyai nilai yang dapat dianggunkan atau dijual kepada
pihak lain (junior company).
q Pada
perusahaan pertambangan, dengan tujuan pengembangan dan penambangan
mineral tertentu, maka kegiatan eksplorasi diarahkan untuk dapat
mengumpulkan data endapan tersebut untuk mendapatkan nilai ekonominya
sehingga layak untuk ditambang dan dipasarkan sebagai komoditi tambang.
Secara umum, dalam industri pertambangan kegiatan eksplorasi ditujukan sebagai berikut :
q mencari dan menemukan cadangan bahan galian baru,
q mengendalikan
(menambah) pengembalian investasi yang ditanam, sehingga pada suatu
saat dapat memberikan keuntungan yang ekonomis (layak),
q mengendalikan (penambahan/pengurangan) jumlah cadangan, dimana cadangan merupakan dasar dari aktivitas penambangan,
q mengendalikan atau memenuhi kebutuhan pasar atau industri,
q diversifikasi sumberdaya alam,
q mengontrol sumber-sumber bahan baku sehingga dapat berkompetisi dalam persaingan pasar.
Dilihat dari pentingnya hal tersebut di atas, terdapat 5 (lima) hal penting yang harus diperhatikan, yaitu :
q Pemahaman filosofi eksplorasi dan cebakan bahan galian
q Pengetahuan (dasar ilmu dan teknologi) yang terkait dalam pekerjaan eksplorasi,
q Pemahaman konsep dan metode eksplorasi,
q Prinsip dasar dan penerapan metode (teknologi) eksplorasi,
q Pengambilan keputusan pada setiap tahapan eksplorasi.
2.1 Filosofi Eksplorasi dan Endapan Bahan Galian
Proses eksplorasi mempunyai hubungan yang erat dengan keadaan dan perilaku suatu endapan bahan galian, yaitu proses
untuk mengetahui bagaimana suatu endapan terbentuk (terakumulasi),
bagaimana penyebaran dan bentuk (geometri) endapan tersebut di alam,
berapa banyak endapan tersebut yang dapat diambil, serta bagaimana tingkat (nilai) keekonomian endapan tersebut.
Karena
sangat erat dengan pengetahuan keberadaan suatu cebakan endapan, maka
pemahaman filosofi akumulasi suatu cebakan endapan menjadi sangat
penting. Konsep cebakan suatu endapan di kerak bumi dapat disederhanakan
menjadi tiga faktor utama (Gambar 2.1), yaitu :
q adanya sumber (source),
q adanya proses perpindahan (migration/transportation),
q adanya tempat/wadah/perangkap dimana bahan berharga dapat terbentuk/ terkumpul (place).
Suatu proses eksplorasi dapat disederhanakan menjadi suatu sistem yang terintegrasi (dan bersifat loop
tertutup membentuk siklus analisis), berawal dari analisis suatu
kemungkinan sumber, proses perpindahan yang terjadi, sampai dengan
penafsiran kemungkinan terjebak dalam suatu perangkap (teoritik).
Sebaliknya dapat pula berawal dari analisis suatu tanda-tanda
mineralisasi, kemudian adanya cebakan pada perangkapnya sampai dengan
ditemukan sumbernya.


(a) (b)
Gambar 2.1 (a) Proses utama dalam pembentukan endapan bahan galian,
(b) Proses penemuan
Sumber (source), merupakan asal dari unsur-unsur logam/bahan lainnya
q Dari sumbernya, logam-logam akan tersebar (disseminated)
pada mantel dan kerak bumi dalam jumlah yang sangat kecil dan
setempat-setempat dengan kontrol geologi tertentu terkonsentrasi dalam
jumlah ekonomis untuk diekstrak (tubuh bijih). Secara konsep proses
pengkonsentrasian tersebut dapat disederhanakan, tapi kenyataan
sebenarnya merupakan proses yang sangat kompleks.
Migrasi (migration), adalah proses perpindahan (transportasi) logam-logam/bahan lainnya dari sumbernya (source) :
q Logam-logam
tertransport dalam larutan dari sumber ke lokasi pengendapan yang baru
pada kondisi temperatur-tekanan tinggi dalam rentang yang lebar
(hipogen), atau dapat juga sebagai kompleks anorganik/organik dalam
lingkungan temperatur rendah (supergen, residual, aluvial).
q Batuan
pada umumnya impermeabel, sedangkan batuan plutonik pada umumnya
mempunyai permeabilitas yang rendah untuk larutan dan uap (vapour).
Selanjutnya dengan (melalui) fungsi waktu (skala waktu geologi),
permeabilitas yang rendah tersebut dapat memungkinkan terbentuknya
konsentrasi mineral yang signifikan melalui difusi atau aliran.
q Pada sistem hidrotermal, rekahan dan sesar dapat menjadi media permeabel sebagai media perpindahan larutan mineral.
q Pori-pori
pada batuan sedimen dapat menjadi media permeabel untuk peningkatan
konsentrasi logam-logam, dan membentuk cebakan mineral sebagai endapan
yang signifikan dan dikenal sebagai “sediment-hosted base metal deposit”.
Perangkap atau wadah (place) merupakan tempat
terkumpulnya endapan/cebakan mineral yang karena kondisi kimia-fisika
yang berubah menghasilkan presipitasi elemen-elemen atau senyawa dari
larutan, atau pengkayaan residual akibat perpindahan sebagian
unsur-unsur, atau peningkatan konsentrasi dari yang tidak ekonomis pada
batuan menjadi ekonomis pada endapan yang baru.
q Logam-logam dapat terkonsentrasi dari hidrosfir melalui peristiwa evaporasi dari dari suatu larutan,
q Logam-logam
dapat mengalami presipitasi dari larutan sisa magma sebagai akibat dari
pengurangan temperatur dan tekanan, atau akibat kontak dan bereaksi
dengan batuan induk, atau akibat kontaminasi “fluida bijih” dengan
larutan (air) bawah permukaan lainnya,
q Logam-logam dapat terkonsentrasi dan tertempatkan melalui aktivitas biologi,
q Logam-logam dapat terkayakan melalui peristiwa pelindian atau melalui presipitasi dalam regolith (lapisan penutup » mantle rock),
q Logam-logam dapat menerobos dan terkonsentrasi akibat kontrol struktur melalui pengisian rongga-rongga (porositas).
Dengan mengetahui filosofi pembentukan konsentrasi cebakan mineral tersebut, maka para ahli eksplorasi mempunyai alat (tools) seperti trace element dan analisis isotop atau radiogenic dating yang dapat membimbing ke arah sumber logam (guide to ore) serta jalur atau arah perpindahan (migrasi)-nya.
Kegiatan
eksplorasi didasarkan pada penelitian terhadap fakta-fakta yang
signifikan yang merupakan hasil dari suatu atau beberapa proses.
Peristiwa-peristiwa pembentukan mineral (bijih), oleh para ahli geologi
ekonomi dikelompokkan dalam tipe-tipe genetik endapan (bijih).
Selanjutnya model-model tersebut digunakan untuk mencari hubungan antara
bijih yang bersangkutan dengan model-model genesa yang telah ada
(dikenal) yang dirasa sesuai.
Dewasa
ini banyak kegiatan eksplorasi sukses dengan didasarkan pada analogi
model-model endapan yang telah ada pada kondisi alam yang mirip. Namun
metode analogi ini menjadi berbahaya untuk pelaku-pelaku pemula yang
mempunyai dasar pengetahuan genesa bijih yang lemah.
Secara
umum, dengan dasar filosofi pembentukan endapan, maka dapat
dikembangkan suatu filosofi kegiatan eksplorasi dengan pendekatan
(proses) sebagai berikut :
1. Mendapatkan
pengetahuan (informasi) tentang hal-hal dasar yang diperoleh melalui
suatu rangkaian kegiatan eksplorasi, yaitu berupa :
q Tipe bijih,
q Lingkungan geologi batuan induk, berupa :
§ Umur,
§ Tatanan tektonik,
§ Tipe batuan induk,
§ Hubungan dengan struktur geologi (mikroskopis dan megaskopis),
§ Hubungan dengan gejala-gejala anomali geokimia dan ciri-ciri alterasi,
§ Aliran fluida dalam batuan induk,
§ Sejarah metamorfik (mempengaruhi/tidak mempengaruhi badan bijih)
§ Tanda-tanda sifat geofisika yang dapat dimanfaatkan.
q Pendekatan realistik dari kadar,
q Kondisi dan sifat mineralogi bijih,
q Ukuran (geometri) dan jumlah (kuantitas) endapan.
2. Pengetahuan
tentang proses-proses fisika dan kimia yang menyertai peristiwa
pengkonsentrasian suatu logam/endapan/mineral, termasuk kondisi iklim,
karena kondisi iklim yang berbeda pada skala waktu geologi, dapat
memungkinkan adanya perbedaan dalam karakteristik geologi permukaan,
geofisika, dan geokimia.
3. Pemahaman
untuk dapat menghasilkan (mengembangkan) suatu bentuk pemikiran lateral
dari pengetahuan konseptual (teoritis) terhadap karakteristik suatu
endapan yang dicari, yang sebelumnya belum diketahui keberadaannya,
melalui teknik-teknik (teknologi-metodologi) yang sesuai dengan
karakteristik endapan tersebut.
Pada Gambar 2.2 dapat dilihat secara skematik pendekatan (proses) kegiatan eksplorasi secara umum.

Gambar 2.2 Pendekatan (proses) kegiatan eksplorasi secara umum
2.2 Konsep Eksplorasi dan Pentahapan Eksplorasi
Banyak
definisi yang dapat diuraikan dalam istilah eksplorasi, namun dalam
konteks ini secara umum, eksplorasi dapat didefinisikan sebagai suatu
kegiatan untuk mencari, menemukan, dan mendapatkan suatu bahan tambang
(bahan galian) yang kemudian secara ekonomi dapat dikembangkan untuk
diusahakan. Secara konsep, dalam lingkup industri pertambangan,
eksplorasi dinyatakan sebagai suatu usaha (kegiatan) yang karena faktor
resiko, dilakukan secara bertahap dan sistematik untuk mendapatkan suatu
areal yang representatif untuk dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai
areal penambangan (dieksploitasi).
Kegiatan
eksplorasi dapat dimulai setelah target endapan yang akan dieksplorasi
telah ditetapkan. Prosedur berikut merupakan prosedur umum yang
diterapkan dalam suatu program eksplorasi :
1. Melakukan
pengumpulan data awal mineral dan informasi-informasi yang berhubungan
dengan mineral target, dan melakukan analisis terhadap
informasi-informasi tersebut untuk mendapatkan hubungan antara ukuran
(size), keterdapatan (sebaran), serta kadar endapan tersebut dalam
beberapa kondisi geologi yang berbeda.
Informasi-informasi tersebut dapat diperoleh berupa :
: Publikasi ilmiah,
: Textbook geologi/ekonomi,
: Publikasi dari badan-badan pemerintahan, termasuk berupa peta-peta geologi dan geofisika, serta laporannya,
: Data remote sensing seperti foto udara dan citra satelit,
: Data hasil survei geofisika udara (airborne geophysics),
: Proceeding dan publikasi-publikasi teknik pada konferensi dan simposium organisasi profesional,
: Jurnal teknik dan industri,
: Laporan survei yang pernah dilakukan,
: Hasil diskusi dengan kontak person dan kolega-kolega seprofesi.
2. Melakukan
seleksi data serta membuat sintesis-sintesis untuk menyusun model yang
menggambarkan endapan pada beberapa kombinasi lingkungan geologi,
3. Menyusun skala prioritas berdasarkan gambaran kondisi daerah target eksplorasi,
4. Melakukan
survei geologi pendahuluan dan pengambilan beberapa contoh untuk dapat
menghasilkan gambaran awal berdasarkan kriteria seleksi geologi yang
telah ditetapkan pada daerah terpilih,
5. Mencari
informasi pada tambang-tambang endapan sejenis yang telah ditutup
maupun sedang beroperasi, dan mencoba menerapkannya jika mempunyai
kondisi geologi yang mirip. Jika ternyata mempunyai kondisi yang tidak
sesuai, maka perlu dilakukan modifikasi/penyesuaian,
6. Jika
beberapa pendekatan memberikan hasil yang positif, maka perlu disiapkan
suatu program sosialisasi dengan komunitas lokal, berupa transfer
informasi/gambaran mengenai kegiatan yang akan dilakukan,
7. Menyusun program dan budget eksplorasi untuk pekerjaan-pekerjaan lanjutan, dengan elemen-elemen kunci sebagai berikut :
: Program geologi tinjau dan pemetaan,
: Program survei dan sampling geokimia,
: Program survei geofisika,
: Program pemboran dan sampling,
: Program evaluasi dampak lingkungan.
Program dan budget eksplorasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa tahapan sebagai berikut :
Tahap I (Preliminary), yaitu program dengan budget rendah yang ditujukan untuk memperoleh informasi umum. Tahap I ini pada umumnya dapat berupa kegiatan :
: Survei geologi tinjau (reconaissance),
: Pengecekan-pengecekan data yang sudah ada pada peta geologi regional (desk study),
: Pengambilan beberapa sampel awal geokimia.
Tahap II (Prospecting),
yaitu program yang disusun berdasarkan gambaran-gambaran yang telah
diperoleh pada tahap I. Tahap II ini pada umumnya berupa kegiatan :
: Pemetaan geologi,
: Sampling dan survei geokimia sistematik,
: Beberapa pemboran dangkal (scout drilling),
: Survei geofisika.
Tahap III (Finding & Calculation/Evaluation),
yaitu program yang ditujukan untuk memastikan kondisi endapan yang
disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi hasil tahap II
(model genetik). Target awal dipersempit sesuai dengan anomali geokimia
dan geofisika yang ditemukan. Pada umumnya program yang direncanakan
berupa pemboran dan sampling untuk pemastian anomali-anomali yang ada.
Pada
umumnya dari masing-masing tahapan tersebut dibutuhkan re-evaluasi
terhadap semua hasil yang diperoleh (berdasarkan aspek geologi, teknik,
dan budget), untuk pengambilan-pengambilan keputusan terhadap kelanjutan program.
Secara skematik, pentahapan-pentahapan kegiatan eksplorasi tersebut di atas dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Pentahapan kegiatan eksplorasi
2.3 Teknologi Dalam Eksplorasi
Kegiatan
eksplorasi mempunyai hubungan yang erat dengan teknologi yang tersedia,
baik berupa peralatan, metode analisis dan interpretasi, serta sarana
komputasi. Para pelaku eksplorasi (the explorationist)
harus sudah terampil dalam penggunaan teknologi. Berikut dijabarkan
beberapa hal penting berkaitan dengan teknologi eksplorasi :
1. Sarana
transportasi/komunikasi yang memadai (untuk keamanan dan kemudahan
akses serta logistik). Untuk transportasi umumnya digunakan 4-wheel drives vehicles, fixed and rotary wing aircraft, boat dan lain-lain, sedangkan untuk komunikasi adalah radio, HT, HP, SSB, dll.
2. Teori sampling dan metode sampling geokimia,
: Soil sampling
: Stream Sediment sampling
: Rock Chip sampling
: Mine sampling
: Waste dump sampling
: Drillcore sampling
3. Geological mapping,
: Survei topografi untuk updating peta
: Interpretasi foto udara dan citra satelit (batuan, struktur)
: Identifikasi batuan & mineral baik di lapangan maupun di laboratorium
: Sistem navigasi yang presisi dan modern
4. Sistim data base dan manajemen informasi,
5. Kartografi dan peta-peta digital (digitasi),
6. Eksplorasi
geofisika dan aplikasinya, meliputi instrumen, pengambilan data,
prosesing dan interpretasi data, menggunakan metode :
: Survei Magnetik (airborne dan ground)
: Survei Gayaberat (Gravity)
: Survei Elektrik (IP, metode magnetotelurik, tahanan jenis, SP, dll.)
: Seismik (refleksi dan refraksi)
: Georadar
7.
Analisis data mulai dari kompilasi data yang potensial serta
aplikasinya sampai analisis untuk penentuan zona-zona anomali.
8. Pemboran, yang ditujukan untuk pengujian anomali yang ada dan untuk sampling. Beberapa alat pemboran :
: Mud puncher
: Auger
: Rotary Air Blast
: Rotary Percussion
: Reverse circulation
: Core drilling
: Deep-well rotary drilling
Selain itu, para pelaku dapat memahami (memiliki kemampuan) untuk kelancaran pemboran, yaitu :
: Pemilihan alat bor
: Desain lubang bor,
: Teknik pemboran (arah pemboran, kontrol fluida)
: Prosedur sampling,
: Pengelolaan inti bor,
: Chip & core drilling,
9. Pemodelan endapan baik manual maupun dengan bantuan perangkat lunak (geostatistik s/d pemodelan 3D),
10. Pengelolaan sistem komputer.
2.4 Pengambilan Keputusan Pada Setiap Tahapan Eksplorasi
Berdasarkan
definisi dan prinsip dasar eksplorasi di atas, maka setiap kegiatan
eksplorasi dilaksanakan (direncanakan) secara bertahap, dan unsur design
menjadi dasar dalam perencanaan setiap tahapan, mulai dari metode yang
paling sederhana sampai dengan metode yang lebih kompleks dan akurat,
serta dari biaya yang relatif murah sampai dengan biaya yang lebih
mahal.
Secara
prinsip, eksplorasi mengandung unsur desain, probabilitas, dan resiko.
Adapun prinsip utama dalam eksplorasi; semakin tinggi tingkat
kepercayaan yang diinginkan (dalam pentahapan eksplorasi) semakin rapat
titik data (grid density) yang direncanakan, sehingga semakin
besar biaya yang harus dikeluarkan (lihat Gambar 2.4). Titik-titik
pengambilan keputusan merupakan suatu saat dimana harus dipilih apakah
kegiatan yang dilakukan menghasilkan sesuatu yang prospek untuk
diteruskan, atau dianggap sudah tidak prospek lagi untuk dilanjutkan ke
tahap lebih detil.
Pada
Gambar 2.5 dapat dilihat diagram alir pendekatan dan tahapan
pengambilan keputusan, sesuai dengan pendekatan model, hasil
interpretasi, atau hasil evaluasi dari kegiatan-kegiatan eksplorasi yang
telah dilakukan. Secara umum dapat dilihat bahwa setiap pengambilan
keputusan dapat dilakukan re-evaluasi terhadap kegiatan eksplorasi
sehingga tahapan-tahapan eksplorasi tersebut dapat dimodelkan sebagai
suatu siklus dengan adanya penambahan data ataupun penambahan metode.
merit casino casino free games free coins, casino slots
BalasHapusThe casino is also one 메리트카지노 of the most popular sites for slots, poker, blackjack, roulette, 1xbet korean poker, slots, and much 바카라 more. With slots and casino games